Judul : Masa Depan Islam Antara Tantangan Kemajemukan Dan Benturan Dengan Barat
Penulis : John L. Esposito
Penerbit: Mizan
Terbit : Desember 2010
Tebal : 343 halaman
Islam kini tidak hanya menjadi
sebuah keyakinan yang mengilhami kesalehan pribadi dan menyuguhkan makna serta pedoman bagi kehidupan saat ini
maupun nanti. Islam juga menjadi ideologi pandangan dunia yang menginformasikan
politik dan masyarakat Muslim. Islam selalu menjadi sorotan yang fenomenal
dalam kaca mata Barat (baca: Eropa, Amerika Serikat) khsusnya ketika dikaitkan
dengan terorisme, Islam radikal dan fundamentalis. Kecuriagaan, tuduhan dan
ancaman terhadap masyarakat Muslim kian memanas semenjak tragedi 11 September
2001. Seperti yang dilansir Washington Post pada tahun 2006 bahwa hampir
separuh penduduk Amerika (46%) berpandangan negatif terhadap Islam.
Tudingan negatif terhadap Islam, di Negara Eropa seperti
Inggris berkisar 63 persen, 87 persen di Prancis dan 88 persennya lagi di
Belanda. Kemerosotan citra Islam di belahan dunia berdampak pada eksistensi
masyarakat Muslim yang berdomisili di Negara-negara anti Islam. Umat Muslim
selalu diawasai dengan ketat. Ruang geraknya dibatasi dan yang paling
menyedihkan adalah mereka di perlakukan secara anarkis.
Terlepas dari tudingan yang di
lontarkan oleh oknum atau kelompok dari Negara Barat yang risih ketika
mendengar sebutan Islam. Di sini John L. Esposito, seorang Profesor Hubungan
Internasional dan Kajian Islam di Georgetown University. Melalui bukunya ini Esposito
berusaha menghapus stereotip negatif dan memberi ulasan yang mencerahkan
tentang Islam.
Konflik yang berkepanjangan antara
umat Islam dan Barat hingga saat ini belum tuntas, sebenarnya dipicu oleh
arogansi kedua belah pihak (Islam-Barat). Pemicu konflik tersebut diperankan
oleh kelompok Islam ekstrim-eksklusif yang selalu tumbuh dalam pikiran bawah
sadar mereka, bahwasanya Negara seperti Amerika, Israel dan sekutunya merupakan
komplotan penjajah yang mengikis nilai-nilai keislaman, menjajah perekonomian
dan mau menang sendiri. Sehingga kelompok Islam model ini menyimpan kebencian
yang sangat dalam terhadap Amerika dan sekutunya, kemudian dilampiaskan dalam bentuk
perlawanan atau aksi terorisme dan bom bunuh diri. Eksklusivisme keagamaan
seperti Wahabi atau Salafi jelas menolak pluralisme dan toleransi keagamaan.
Baik itu umat Muslim khususnya Syiah apalagi non Muslim. Menurut Esposito
teologi Wahabi sebenarnya tidak kasar, namun pandangan dunianya seperti
pandangan dunia para pendeta Christian Right yang radikal, yang berpeluang
untuk ekstrimisme dan kekerasan. Pandangan Islam seperti ini diperankan oleh
teroris global: Osama bin Laden dan Ayman Al-Zawahiri.
Pasca serangan 11 September, ketika
pemerintahan Presiden Bush. Bush mengambil kebijakan perang melawan terorisme
global, bukan melawan Islam. Namun kebijakan tersebut hanya formalitas.
Pasalnya kebijakan melawan terorisme global ternyata diselewengkan. Orang-orang
Islam ditahan dan dihukukm, ruang gerak masyarakat sipil Muslim mulai dikikis
dan dibatasi. Standar ganda Amerika dalam menyokong prinsip dan nilai dasarnya,
seperti demokrasi, politik partispasi dan HAM. Ketika bersinggungan dengan
dunia Muslim, maka Amerika memberlakukannya secara selektif. Hanya beberapa
Negara Muslim yang oleh Amerika mendapat sokongan dengan maksud tertentu. Tuduhan
senjata pemusnah massal yang dimiliki
Irak ternyata tidak terbukti. Tuduhan tersebut tidak lain agar Irak bisa
menerima demokrasi yang ujungnya Saddam
Hussein digulingkan dari jabatannya.
Buku yang berjudul Masa Depan Islam
Antara Tantangan Kemajemukan dan Benturan dengan Barat ini sangat apresiatif
dan komprehensip dalam mengkritisi antara Islam dan persinggungannya dengan
Barat khususnya Amerika. Mengingat masa depan Islam-Barat tetap merupakan isu
penting dalam politik dan keagamaan pada abad ke-21 ini.. Masa depan Islam dan
Barat bergantung pada kerjasama demi pemerintahan yang baik, saling menghormati
termasuk dalam menahan dan menyinkirkan provokator serta teroris yang mengancam
hubungan dunia internasional.
*Moh.
Tarib adalah mahasiswa Tafsir Hadits, Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar