Setiap perguruan tinggi (PT) negeri maupun swasta melaksanakan
kegiatan tahunan terhadap mahasiswa baru guna memberi pengenalan awal mengenai
dunia kampus sebagai bekal disaat menjalani perkuliahan, organisasi, dan kegiatan
lainnya. Kegiatan semacam ini biasanya disebut ospek, opak, pelonco dan
semacamnya.Model pelaksanaan pengenalan dunia kampus di setiap universitas
mempunyai cara yang berbeda sesuai dengan pola dan tujuan mahasiswa senior
sebagai panitia sekaligus pelaksana. Mau diarahkan kemana mahasiswa baru
tersebut, itu sudah dirancang sebelumnya.
Jika suatu universitas yang menguasai lembaga kegiatan mahasiswa
(LKM) adalah mahasiswa yang berkarakter akademis, tentu pola pembekalan
terhadap mahasiswa baru berorentasi pada ranah akademis. Sehingga bisa
diasumsikan mahasiswa baru tersebut nantinya akan cenderung pada perkuliahan,
bagaimana mendapatkan IPK yang bagus, bagaimana agar cepat lulus, dan mendapatkan
pekerjaan yang menjanjikan. Pola pembekalan seperti ini ada sisi kelebihan dan
kekurangannya. Adapun kelebihan pola yang demikian dapat memacu konsentrasi
belajar dan fokus sesuai dengan target yang akan dicapai. Namun perlu dipertimbangkan lagi, karena
mahasiswa yang ansich akademis akan cenderung melupakan aspek yang
sangat penting bagi masyarakat kelak, yaitu jiwa kepedulain sosial, perjuangan
melawan penindasan, melawan ketidakadilan.
Begitupun sebaliknya, jika mahasiswa senior sebagai pelaksana
orientasi kampus adalah mereka yang berjiwa pergerakan, Maka pola pengenalan
dunia kampus kepada mahasiswa baru lebih menekankan pada semangat perjuangan,
semangat perlawanan, dan perlawanan segala macam bentuk tirani lainnya.
Termasuk kebijakan kampus dan pemerintah yang tidak memihak pada mahasiswa dan
rakyat kecil akan menjadi tema utama yang wajib disampaikan pada mahasiswa
baru. Sebagaiman pola yang pertama diatas, pola kedua inipun mempunyai
kekurangan, yakni pada wilayah akademis. Bisa dikatakan bahwa moyoritas mahasiswa
pergerakan cenderung mengabaikan perkuliahan, tugas-tugas dosen dan hal-hal
lainnya.
Orientasi atau pembekalan seharusnya mampu membangun karakter
mahasiswa yang berjiwa intelektual-akademis serta jiwa perjuangan dan
perlawanan. Sehingga mahasiswa baru benar-benar menjadi agent social of change
yang bisa diharapakan oleh masyarkat,
bangsa dan Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar